6.12.2010

Ciptakan Rasa Aman Lewat Al-Mukmin ...

Oleh: Bambang Marhiyanto

Kata al-Mukmin memiliki dua makna, yakni mempercayai dan mengamankan. Ada yang mengartikan “aman” atau “pembenaran.”

Allah swt. menamakan diriNya dengan al-Mukmin karena Dia memberikan keamanan bagi makhlukNya. Pemberi keamanan termasuk sebagai Pelindung dan Penolong.

Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan. QS. al-Hasyr 23.

Oleh karena itu orang beriman memohon perlindungan kepada Allah swt. “Ya Allah, lindungilah kami dari marahabaya dan ketakutan!” Doa semacam ini seringkali diucapkan oleh lisan-lisan orang beriman dan merupakan bukti bahwa sang hamba meyakini bahwa Allah adalah Oemberi rasa aman dan memberkan ketenangan di hati manusia.

Merupakan sebuah naluri dan sifat fitrah bahwa manusia, baik secara pribadi maupun sosial cenderung untuk mendapatkan rasa aman. Mereka menghindari rasa takut. Bukankah Allah memberikan rasa kedamaian. Dalam al-Quran diterangkan, “Dan Dia memberikan keamanan para hamba dari rasa ketakutan.”

Mengamalkan al-Mukmin Untuk Meraih Keberuntungan
Sebagaimana pengamalan as-Salam, di dalam al-Mukmin mengandung pesan dan nilai moral agar kita menciptakan rasa aman bagi diri sendiri, keluarga maupun orang lain.

Orang mukmin berarti orang yang memiliki sifat senantiasa menciptakan rasa aman di muka bumi. Jika kepribadian ini kita wujudkan dalam pergaulan, maka terbuka lebar bagi kita untuk meraih sukses dan keberuntungan.

Bukan orang mukmin jika tabiatnya menggangu dan membuat hati orang lain tidak tenteram (tidak aman). Bukankah Rasulullah saw. pernah bersabda, “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Mendengar yang demikian, para sahabat bertanya, “Siapakah yang engkau maksudkan wahai Rasul?” Jawab Rasulullah, “Yang tidak memberikan rasa aman tetangganya dari gangguannya.” HR. Bukhari.

Betapa indahnya hidup ini, jika setiap orang mengamalkan al-Mukmin (menciptakan rasa aman) terhadap yang lain. Apa pun kedudukan kita, jika pada setiap kondisi mampu menciptakan rasa aman kepada orang lain tentu kita mendapat respon baik. Kita akan disukai dan diterima. Kita akan mendapat dukungan. Jika misalnya kita sebagai pimpinan, tentu anak buah akan mendukung sukses kita. Jika kita sebagai orang biasa dan suatu ketika mengalami kesulitan, tentu teman-teman dan kolega akan datang membantu memberi jalan keluar. Inilah awal jalan sukses.

Hal yang perlu diperhatikan pula adalah mewujudkan makna al-Mukminun dalam bentuk “amanah”. Sebab orang yang tidak amanah menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain. Ketidaknyamanan itu menciptakan suasana tidak aman di hati mereka. Oleh sebab itu mulai sekarang hendaknya kita membiasakan diri jujur, amanah, dan bisa dipercaya. Inilah pribadi yang dapat menciptakan rasa aman di hati orang lain.

Jadilah orang amanah, jujur dan dapat dipercaya agar orang lain akan menyukai kita. Setiap mendapatkan kesulitan, dengan senang hati mereka membantu. Keberuntungan hidup mudah sekali kita dapatkan.

Bentuk pengamalan al-Mukmin bisa pula diwujudkan dengan bersikap sopan dan ramah kepada sesama. Sekarang coba bandingkan, bagaimana kesan kita terhadap dua orang, yang satu ramah dan lainnya sombong? Tentu kita memilih orang yang pertama.

Ciptakanlah lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat, di kantor (tempat kerja) agar kondusif dan nyaman. Tebarkanlah sifat al-Mukmin ini dengan segera mencegah apabila di lingkungan kita ada tanda-tanda tidak aman.

Apabila kita mampu mengembangkan sifat-sifat tersebut tentu akan memiliki kepribadian mempesona. Kita akan menjadi manusia yang dikagumi oleh sesama dan mudah mencapai sukses. [Next]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar