6.04.2010

As-Salam (Yang Menyelamatkan)

Oleh: Bambang Marhiyanto

As-Salam artinya selamat. Jika Allah swt. yang menyandang sifat itu maka artinya Maha Penyelamat. Menyelamatkan hamba-hambaNya dan makhluk ciptaanNya dari bahaya. Ada pula yang memaknai bahwa Allah Maha Selamat dari segala cacat atau kekurangan.

Oleh karena itu berdzikirlah dengan kata as-Salam ini agar selamat. Kata ‘dzikir’ memiliki makna yang luas. Jangan hanya dipahami sebagai wirid dan lafal dalam jumlah tertentu. Dzikir di sini dapat dimaknai sebagai mengingat, memahami, bertafakur dan mengamalkan. Inilah pendapat yang mendekati kebenaran.

Jika kita telah memahami as-Salam adalah sebagai asmaul husna, tentunya haruslah kita yakini bahwa Allah swt. adalah Tuhan satu-satunya Yang Maha Penyelamat. Dia menaburkan kesejahteraan dan kedamaian, baik secara tersembunyi (di dalam batin) maupun secara lahiriah.
Untuk mendapatkan keselamatan dari Allah tentunya kita haruslah beriman, memiliki niat yang suci dalam mengerjakan sesuatu hal, melakukan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Jika kita telah melakukan hal itu, maka Allah menjanjikan surga yang damai dan menyenangkan. Di dalam al-Quran diterangkan bahwa Allah mengucapkan salam kepada para ahli surga, sebagaimana diterangkan dalam ayat berikut ini:

(Kepada mereka dikatakan) Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang. QS. Yasin 50.
Tentang asmaul husna “as-Salam” dapat kita ketahui pada surat al-Hasyr:

Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera. QS. al-Hasyr 23.

Dialah Yang Maha Sejahtera, dapat dimaknai sebagai sang Pemberi keselamatan dan kesejahteraan. Tiada yang dapat meneduhkan jiwa dan menyelamatkan raga para hamba kecuali Dia.
Ucapan dan kata-kata yang baik adalah perwujudan dari as-Salam. Karena itu sejak kecil kita dididik untuk senantiasa mengucapkan salam kepada setiap orang terutama sesama mukmin. Ini tidak sekedar ucapan dan kebiasaan namun mengandung makna yang teramat dalam.

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. QS. al-Furqan 63.

Mengamalkan as-Salam Untuk Meraih Keberuntungan
Seorang muslim yang kaffah diharapkan menghayati dan menjiwai sifat Allah as-Salam ini, sehingga pancaran tersebut akan dapat diamalkan dalam keseharian. Dengan demikian ia akan senantiasa berusaha untuk menjadi pribadi yang memberi kedamaian, keamanan dan keselamatan bagi sesamanya.

Namun hendaknya jangan disamakan antara as-Salam milik Allah dan as-salam yang diamalkan manusia. Sesungguhnya as-Salam bagi Allah adalah sifatNya secara mutlak dan tiada yang dapat menyamainya. Adapun as-salam dalam pribadi manusia hanyalah pancaran dari sifat Allah. Namun demikian, apabila kepribadian orang telah ditaburi oleh as-salam tentunya ia akan menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Ia akan disenangi sehingga mudah baginya membuka kunci keberuntungan.

Cara yang paling sederhana dalam pengamalan as-Salam ini adalah membiasakan diri untuk menebar salam kepada sesama. Karena ucapan salam mengandung doa dan nilai keselamatan. Betapa indah hidup ini jika setiap berpapasan jalan dengan orang lain kemudian sama-sama mendoakan keselamatan, “Semoga selamat dan sejahtera bagimu!” Tentu jika ucapan itu dihayati, tiada dijumpai rasa dengki, benci, dendam, marah dan sejenisnya.

Yang kita jumpai hanyalah kehalusan dan kelembutan sikap.
Mulai hari ini, cobalah untuk membiasakan mengucapkan salam kepada orang lain. Sesuatu yang ringan tetapi manfaatnya luar biasa. Di samping kita mendapat pahala, juga mendapat simpati dari orang yang kita doakan tersebut.

Ucapan salam dalam bertegur sapa memang merupakan ajaran Islam yang agung. Ia merupakan pembentukan kepribadian yang mempesona dan termasuk pula sebagai syiar Islam. Bukanlah Rasulullah saw. telah bersabda, “Salam adalah salah satu asma Allah Yang Agung. Allah nama itu di muka bumi, maka tebarkanlah salam di antaramu!” HR. Ath-Thabarani dan al-Baihaqi.

Apabila kamu diberi salam dengan satu salam, maka balaslah salam itu dengan yang lebih baik, atau balaslah dengan balasan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. QS. an-Nisa 86.

Mendoakan keselamatan tidak terbatas ketika berpapasan jalan, namun ketika meninggalkan rumah hendaknya mengucapkan salam kepada keluarga yang ditinggalkan begitu pula ketika pulang dari bepergian dan akan masuk rumah.

Apabila kalian memasuki suatu rumah, maka ucapkanlah salam kepada diri kalian, salam yang ditetapkan di sisi Allah yang diberi berkah lagi baik. QS. an-Nur 61.

Pemahaman kepribadian as-salam jika dikembangkan kiranya tidak terbatas pada menebar salam kepada sesama. Di antaranya adalah memelihara perdamaian dan ketenangan dalam menempuh hidup bersama makhluk lain. Ini merupakan sikap menciptakan keselamatan bagi orang lain.
Hendaknya kita terlebih dahulu mengutamakan perdamaian dan menjaga keselamatan sesama muslim terlebih dahulu. Lebih-lebih muslim yang mukmin. Sebab orang mukmin dengan sesamanya itu ibarat satu tubuh dan satu saudara. Diterangkan dalam al-Quran:

Sesungguhnya mukmin itu bersaudara, maka ciptakanlah perdamaian di antara saudaramu.” QS. al-Hujurat 10.

Selanjutnya kita kembangkan untuk memelihara keselamatan dan menciptakan perdamaian kepada tetangga dekat. Karena tidak dikatakan beriman jika seseorang itu masih menganggu (membuat ketidaktenangan) terhadap tetangga.

Lalu dalam bentuk apakah pengamalan secara nyata untuk merealisasikan menjaga perdamaian dan keselamatan bagi sesama?
Sesungguhnya pribadi yang dapat memberikan rasa aman dan damai bagi sesama dapat diwujudkan dengan menunjukkan sikap ramah dan mempertahankan sikap amanah, menjaga lisan, tangan, serta anggota tubuh lainnya agar tidak menyakiti mereka.

Hendaknya kita menjadi manusia yang berperan di tengah-tengah masyarakat untuk menjaga keamanan lingkungan. Dikembangkan dengan mempererat tali silaturrahim. Begitu pula seharusnya kita suka menolong dalam kebaikan, bersikap sabar dan menghindari pertentangan yang tidak perlu.

Amalkanlah perilaku tersebut niscaya dalam waktu tidak lama kita menjadi manusia mempesona. Kita akan dikagumi banyak orang. Dan yang terpenting adalah memudahkan jalan untuk meraih sukses. NEXT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar