5.13.2010

Bertakwalah, Kamu Akan Kaya

Oleh: Bambang Marhiyanto

Apabila seseorang mendambakan hidup berkah, sukses dan bahagia, maka bertakwalah dengan cara yang benar. Mengapa “dengan cara yang benar?” Karena tidak sedikit di antara kita mengaku bertakwa, tetapi tidak takut terhadap dosa, haram, dan syubhat. Padahal takwa mengandung makna bahwa seseorang mempunyai rasa takut kepada Allah sehingga ia menghindari segala yang diharamkan oleh Allah. Bahkan ia menghindari syubhat. Kemudian taat menjalankan semua perintahNya.

Menurut sebagian ulama, bahwa takwa adalah senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Ada pula yang berpendapat bahwa takwa itu adalah sikap hati-hati seperti di saat seseorang melewati jalan yang penuh duri. Berhati-hati dalam setiap tindakan, ucapan dan pikiran. Karena, sedikit saja lalai, bisa jadi membuat kita tergelincir.

... Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. QS. al-Hujarat 13.

Itulah makna takwa yang benar. Orang tak akan mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian yang hakiki dalam kehidupannya jika tidak bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya mereka yang tidak bertakwa, meskipun bergelimang harta dan berhiaskan jabatan, tetapi hatinya tidaklah bahagia. Bukankah dunia ini adalah kehidupan yang menipu. Mereka sering tertipu karena tidak mempunyai landasan hidup yang benar.

Diceritakan oleh Abu Said al-Khudri bahwa suatu ketika ada seorang lelaki yang menemui Rasulullah saw. dan meminta nasihat, “Wahai Rasulullah, wasiatilah aku!” Rasulullah saw. kemudian memberi nasihat, “Wajib atasmu bertakwa kepada Allah swt. karena takwa merupakan kumpulan segala kebajikan; wajib atasmu tetap berjuang karena berjuang adalah ibadah yang Islam; dan wajib atasmu tetap ingat kepada Allah swt. karena mengingat Dia merupakan cahaya bagimu.”

Dalam riwayat lain Rasulullah saw. bersabda, “Takwa merupakan kumpulan perbuatan baik, sedang esensinya selalu taat kepada Allah swt. agar terhindar dari siksaNya.”

Perbuatan baik adalah modal utama untuk menempuh hidup sukses. Di mana pun kita berada, jika selalu menampakkan sikap baik kepada sesama tentu mereka akan menerima. Mereka akan mengulurkan tangan di saat kita membutuhkan bantuan.

Takwa, di samping kita beramal taat dan beribadah kepada Allah, juga berbuat baik kepada sesama dalam pergaulan hidup. Sikap ini merupakan bagian dari takwa. Inilah ajaran Islam yang sangat indah dan memberikan manfaat bagi pelakunya.

Perhatikanlah orang yang berperilaku buruk, misalnya kikir, sombong, dan selalu membuat orang lain tidak nyaman, pasti terkucil. Di tempat mana pun, di lingkungan kerja atau lingkungan tempat tinggal, ia tidak akan diterima.
Bahagiakah orang ini? Meskipun di lingkungan tempat tinggalnya ia paling kaya, tetapi ia tidak terhormat. Ia tidak disegani. Orang di sekitarnya menjadi tak mau tahu. Bahkan mereka mengucilkannya. Di tempat kerja pun demikian, ia tidak memiliki teman. Hanya sebuah kesepian yang dirasakannya. Ia berada di tempat ramai tetapi bagaikan di dalam hutan belantara yang tak pernah ada kehidupan.

Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak dapat dipisahkan dengan orang lain. Ia tidak akan bisa menjalani hidup sendirian. Sebab hidup kita tercipta karena dukungan dari orang lain. Sukses yang kita capai juga atas dukungan orang lain. Karena itu berakhlak baik demikian penting untuk dimiliki setiap orang.

Akhlak baik yang terkandung dalam takwa misalnya jujur, rendah hati, tidak sombong, mudah mengucapkan terima kasih kepada orang lain, suka menolong dalam bentuk materi atau nasihat yang berguna untuk memecahkan masalah, sabar, dermawan, menghargai pendapat orang lain dan sebagainya.

Tetapi hendaknya diingat, berbuat baik saja belumlah cukup. Kebahagiaan yang hanya didapat dari berbuat baik kepada sesama tidaklah sempurna. Di sekitar kita banyak orang yang bersikap baik dan dermawan, tetapi tak sedikit pula di antara mereka yang tidak beriman. Jadi, berbuat baik saja tanpa dilandasi iman, maka belumlah dikatakan bertakwa.

Mereka memang bahagia, tetapi hanya sekejap. Kebahagiaan yang dirasakannya silih berganti dan pulang pergi. Namun jika seseorang beriman kepada Allah dan berakhlak baik kepada sesama, maka kebahagiaan di dalam hatinya tak pernah padam sepanjang masa.

Karenanya Islam memberi pilihan kepada manusia untuk menemukan kebahagiaan yang abadi. Jika manusia mau melakukannya, maka jiwanya selalu cerah dan bercahaya. Wajahnya selalu berseri-seri karena jauh dari rasa sedih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar